
Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah pasukan Ukraina melancarkan serangan balasan di wilayah perbatasan selatan Kursk. Andrii Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, mengonfirmasi bahwa serangan mendadak dilancarkan di beberapa lokasi strategis di Kursk, menandai eskalasi signifikan dalam perang tersebut. Dalam sebuah unggahan di Telegram, Andriy Yermak, kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, menyatakan, “Wilayah Kursk, kabar baik, Rusia mendapatkan apa yang pantas diterimanya.”
Serangan ini merupakan invasi darat pertama yang melibatkan kekuatan asing ke wilayah Rusia sejak Perang Dunia II. Meskipun pasukan Ukraina bergerak cepat, mereka menghadapi perlawanan kuat dari pasukan Rusia dan Korea Utara yang baru-baru ini dikerahkan untuk mempertahankan wilayah tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah memukul mundur serangan Ukraina yang melibatkan dua tank dan 12 kendaraan lapis baja di dekat desa Berdin, sekitar 15 kilometer dari perbatasan.
Pertempuran sengit juga dilaporkan di distrik Sudzha. Pasukan Ukraina, menurut blog militer Rusia, menggunakan berbagai taktik termasuk kendaraan lapis baja dan sistem peperangan elektronik untuk mengganggu operasi pasukan Rusia. “Ada pertempuran senjata ringan, sementara artileri dan penerbangan kami bekerja melawan musuh,” tulis salah satu blog terkait dengan kelompok pasukan Rusia dikutip dari CNN pada hari Senin (06/01).
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa pasukan Rusia kehilangan hingga satu batalion tentara Korea Utara dalam pertempuran di desa Makhnovka. “Musuh membongkar kota itu lantai demi lantai, blok demi blok, mencoba membersihkannya sebelum serangan utama,” ungkap Kolonel Oleksii Dmytrashkivskyi. Ia menambahkan, sekitar 2.000 warga sipil yang berlindung di sekolah asrama tidak diizinkan pergi oleh Rusia, dengan korban tewas mencapai 39 orang akibat serangan udara dan artileri.
Sementara itu, militer Rusia melaporkan kemajuan di wilayah Donetsk, dengan pasukan mereka mengibarkan bendera di pinggiran barat Kurakhove. Namun, serangan balasan Ukraina terus mengintensifkan tekanan di wilayah perbatasan dan wilayah timur, menandakan bahwa konflik masih jauh dari kata usai.
Dengan pertempuran yang terus berlangsung, kedua belah pihak tetap mempertahankan klaim kemenangan masing-masing, sementara dunia memantau dengan cemas eskalasi yang mengancam stabilitas kawasan tersebut.