Bengkulu;
Sultan Hadiwijaya atau lidah orang-orang Jawa menyebutnya Jaka Tingkir. Adalah tuan tanah wilayah pengging, Boyolali.
Mengutip dari berbagai macam sumber, Mas Karebet atau Jaka Tingkir ini bukanlah sosok biasa. Jaka Tingkir adalah ulama akbar pada masanya. Murid kesayangan dari Sunan Kalijaga.
Beberapa pekan lalu, geger lagu berjudul “Jaka Tingkir Ngombe Dawet”
Tafsir dalam bahasa Indonesia adalah “Jaka Tingkir Minum ‘Cendol Dawet’. Hal ini menjadi pembicaraan serius oleh beberapa pemuka agama.
Pada masa pemerintahan Majapahit, ‘Cendol Dawet’ ini belum tercipta. Hal ini juga dianggap sebagai penghinaan kepada Raden Jaka Tingkir.
Banyak dari ulama dan guru-guru para pemuka agama yang lahir dari nasabnya Jaka Tingkir.
“Menghina Jaka Tingkir sama saja menghina guru-guru Mursyid, menghina ulama” Ucap Gus Ulin (Penceramah dan pemenang Akademik Si’ar Indonesia di Indosiar)
“Di kesempatan kali ini izinkan saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Lamongan dan pihak-pihak yang tersinggung atau kurang berkenan karena saya telah membuat lirik menggunakan nama Joko Tingkir. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata Ronald Dwi Febrianzah
Setelah ada kritik tajam dari beberapa ulama. Ronald Dwi Febrianszah, pencipta lagu ini meminta maaf dan mengganti judul lagunya menjadi ” Mbah Amer Ngaret Suket”
(Anisatul Azizah 20100030)