Bengkulu: Masyarakat Provinsi Bengkulu yang mayoritas atau lebih dari 50 persen rakyatnya menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan perkebunan.Saat ini kondisi perekonomian mereka belum bisa memberikan jaminan kesejahteraan.
Ketua dewan penasehat Serikat Tani Bengkulu (STaB) Muspani SH MH mengatakan, ada tiga komoditas hasil pertanian utama di Bengkulu yaitu Karet, Kelapa Sawit dan Kopi. Khusus karet dan kelapa sawit, mayoritas dikuasai para pemilik modal dengan bendera perusahaan besar dan memiliki pabrik.
Harga komoditas petani selalu menjadi momok menakutkan, sebab dikendalikan para pemilik modal yang memiliki pabrik serta kebun sendiri. Jeritan para petani terkait harga beli pabrik tidak pernah ada jalan keluar.
“Petani harus berserikat, dan pemerintah harus memfasilitasi untuk mereka supaya memiliki pabrik sendiri,” tegas Muspani dalam dialog satu jam di Dehasen Radio (8/3/2019).
Permainan harga selalu terjadi terutama menjelang hari raya Idul Fitri. Anjloknya harga terkadang membuat mereka tidak bisa menutupi biaya upah panen.Pemerintah daerah, khususnya Gubernur Bengkulu diminta bersikap pro aktif, jangan hanya mementingkan pembangunan infrastruktur saja.
“Kita berharap gubernur mendengar ini dan melakukan sesuatu,” tegasnya. (dyo)